Bitcoin Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik dan Optimisme Baru dari Kebijakan AS

- Penulis

Minggu, 20 April 2025 - 08:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Liputan Madura.com (Jakarta) 19 April 2025 – Harga Bitcoin menunjukkan kestabilan dalam kisaran US$84.000 hingga US$86.000 pada pertengahan April 2025. Meskipun tidak mengalami kenaikan signifikan, tren ini mencerminkan ketahanan Bitcoin di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya tensi geopolitik.

Berdasarkan data CoinGecko, Bitcoin mengalami kenaikan tipis sebesar 1% dalam 24 jam terakhir, sementara kapitalisasi pasar sekitar $2,778,957,637,781 dengan volume perdagangan sebesar $46,715,872,147, pada saat berita ini ditulis. Stagnasi ini mencerminkan sikap hati-hati investor terhadap kemungkinan resesi di Amerika Serikat serta ketegangan perang dagang global.

Salah satu faktor pendorong sentimen pasar adalah laporan bahwa pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan pembelian Bitcoin menggunakan pendapatan dari tarif perdagangan. Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi diversifikasi cadangan nasional AS.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sisi lain, sentimen pasar juga terangkat oleh masuknya modal baru ke dalam ETF Bitcoin spot. Laporan terbaru mencatat bahwa pada 14 April 2025, ETF ini mencatatkan arus masuk sebesar US$1,47 juta, setelah tujuh hari berturut-turut mengalami arus keluar.

CEO INDODAX, Oscar Darmawan, mengomentari dinamika yang saat ini membentuk harga Bitcoin. Ia menilai bahwa volatilitas harga dalam beberapa hari terakhir, terutama saat Bitcoin sempat menyentuh US$86.000 sebelum kembali terkoreksi di bawah US$84.000, merupakan respons pasar terhadap dinamika kebijakan perdagangan global dan minimnya likuiditas di akhir pekan.

“Kenaikan singkat ke level US$86.000 beberapa waktu lalu dipicu oleh reaksi pasar terhadap kabar pengecualian tarif yang memberikan nafas segar sementara. Namun, faktor likuiditas yang rendah di akhir pekan dan belum adanya kejelasan arah kebijakan perdagangan AS membuat pasar kembali ragu, sehingga harga terkoreksi secara alami ke bawah US$84.000,” jelas Oscar.

Oscar juga menggarisbawahi bahwa adopsi institusional, seperti lewat ETF dan potensi kebijakan pemerintah AS, menunjukkan bahwa kripto kini masuk dalam perhitungan serius para pengambil kebijakan. “Narasi bahwa Bitcoin adalah alat spekulatif perlahan mulai tergantikan dengan posisi Bitcoin sebagai penyimpan nilai dan pelindung kekayaan jangka panjang,” ujarnya.

Menurutnya, jika pemerintah besar seperti Amerika Serikat secara terbuka mempertimbangkan akumulasi Bitcoin, maka kepercayaan terhadap teknologi blockchain dan aset digital akan meningkat signifikan, bukan hanya dari investor ritel tetapi juga dari lembaga keuangan dan negara-negara lain.

Di sisi lain, Oscar juga menilai bahwa potensi gangguan makroekonomi seperti konflik dagang atau resesi tetap harus diwaspadai. “Bitcoin memang bisa menjadi alternatif investasi yang sudah teruji, tetapi investor harus tetap disiplin dalam manajemen risiko. Jangan berinvestasi karena euforia sesaat,” tegasnya.

Oscar juga menyarankan penggunaan strategi investasi jangka panjang seperti Dollar-Cost Averaging (DCA), mengingat harga Bitcoin saat ini berada pada titik konsolidasi. “DCA adalah strategi yang bisa mengurangi tekanan emosional dalam menghadapi volatilitas pasar, apalagi saat situasi ekonomi global belum stabil,” tambahnya.

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel liputanmadura.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Investor Beralih ke Bitcoin saat Emas Terkoreksi dan The Fed Tahan Suku Bunga
Transaksi Kripto Nasional Capai Rp35,61 Triliun per April 2025, INDODAX Berkontribusi 42,83% 
Menyambut Babak Baru dalam Kepemimpinan Industri Kripto
Harga Bitcoin Melesat, Sentuh Rp1,56 Miliar di Tengah Aksi Beli Institusi
Visi dan Misi Iksan Dalam Memajukan Industri Migas di Indonesia Lewat IATMI
Pasca FOMC, Bitcoin Bertahan di Atas $80.000: Investor Semakin Optimis
Bitcoin Reserve AS: Sinyal Positif bagi Regulasi Kripto Indonesia?   
Pasar Kripto Kian Berkembang, OJK Siapkan Aturan ETF Berbasis Aset Digital 
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 12:55 WIB

Investor Beralih ke Bitcoin saat Emas Terkoreksi dan The Fed Tahan Suku Bunga

Kamis, 5 Juni 2025 - 08:18 WIB

Transaksi Kripto Nasional Capai Rp35,61 Triliun per April 2025, INDODAX Berkontribusi 42,83% 

Selasa, 20 Mei 2025 - 06:05 WIB

Menyambut Babak Baru dalam Kepemimpinan Industri Kripto

Kamis, 24 April 2025 - 06:21 WIB

Harga Bitcoin Melesat, Sentuh Rp1,56 Miliar di Tengah Aksi Beli Institusi

Minggu, 20 April 2025 - 08:06 WIB

Bitcoin Stabil di Tengah Tekanan Geopolitik dan Optimisme Baru dari Kebijakan AS

Berita Terbaru